Dua Maskapai Lakukan Pendaratan Darurat, Apa Penyebabnya?
                                    Jakarta - Insiden penerbangan kembali terjadi dengan dua maskapai, Korean Air dan Malaysia Airlines, yang melaporkan pendaratan darurat dalam beberapa hari terakhir.
Korean Air
Pada Sabtu, 22 Juni, pesawat Boeing 737 Max 8 milik Korean Air mengalami masalah saat terbang dari Korea menuju Taiwan. Pesawat yang membawa 125 penumpang ini mengalami kerusakan sistem tekanan udara setelah terbang selama 50 menit. Akibatnya, pesawat turun cepat dari ketinggian 26.900 kaki (7,6 km) dalam 15 menit, mengakibatkan 17 penumpang dirawat di rumah sakit. Pesawat akhirnya kembali ke Bandara Incheon dan mendarat sekitar pukul 19.40 waktu setempat.
Ini bukan insiden pertama bagi Korean Air tahun ini. Sebelumnya, pesawat mereka bersentuhan dengan pesawat Cathay Pacific Airways di Bandara New Chitose, Jepang, tanpa korban luka.
Malaysia Airlines
Pada Selasa, 25 Juni, pesawat Airbus A330-200 Malaysia Airlines yang terbang dari Kuala Lumpur ke Bangkok mengalami masalah tekanan udara. Pesawat dengan 164 penumpang dan 12 awak ini memutar balik ke Kuala Lumpur setelah mencapai wilayah udara Thailand. Pesawat mendarat dengan selamat di KLIA pada pukul 20.18 waktu setempat.
Ini bukan insiden pertama bagi Malaysia Airlines. Beberapa hari sebelumnya, penerbangan MH199 dari Hyderabad ke Kuala Lumpur kembali ke Hyderabad setelah kerusakan mesin menyebabkan percikan api. Insiden lain melibatkan pesawat serupa milik Qantas pada Maret, yang mengalami kerusakan mesin saat hendak mendarat di Bandara Perth.
Kedua insiden ini menambah kekhawatiran terhadap keselamatan penerbangan, terutama terkait dengan pesawat Boeing 737 Max 8 yang memiliki sejarah masalah serius dan Airbus A330-200 yang juga mengalami beberapa insiden belakangan ini.