Waspadai Hoarding Disorder, Saat Kebiasaan Menumpuk Barang Jadi Gangguan Mental

Nov 4, 2025 - 12:38
Waspadai Hoarding Disorder, Saat Kebiasaan Menumpuk Barang Jadi Gangguan Mental
Ilustrasi (GettyImage)

Jakarta - Menumpuk barang hingga rumah terasa penuh dan sempit mungkin terlihat sepele, bahkan dianggap sebagai kebiasaan biasa. 

Namun, perilaku tersebut bisa menjadi tanda dari hoarding disorder, gangguan mental yang membuat seseorang sulit membuang barang meski sudah tidak berguna.

Para ahli kesehatan menegaskan pentingnya mengenali gejala hoarding disorder sejak dini agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan kualitas hidup penderita tetap terjaga.

Penderita hoarding sering kali tidak menyadari bahwa kebiasaannya bermasalah, sehingga jarang memeriksakan diri ke dokter. Biasanya, keluarga atau teman dekat lah yang terlebih dahulu melihat tanda-tanda aneh seperti rumah yang semakin berantakan atau penolakan untuk membuang barang-barang lama.

Dokter umumnya akan melakukan wawancara terkait riwayat kesehatan dan kebiasaan menyimpan barang, serta bisa meminta keterangan tambahan dari keluarga atau pendamping untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi rumah pasien.

Diagnosis kemudian dibandingkan dengan kriteria yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Seseorang dapat dikategorikan mengalami hoarding disorder jika memiliki ciri-ciri berikut:

  • Sulit membuang barang yang sudah tidak dipakai.
  • Memiliki dorongan kuat untuk terus menumpuk barang.
  • Ruang tinggal dipenuhi barang hingga mengganggu keamanan dan kesehatan.
  • Kebiasaan menumpuk tidak disebabkan oleh gangguan kesehatan atau kondisi medis lain.

Tidak semua orang yang gemar menyimpan barang disebut mengalami hoarding disorder. Banyak orang yang menyimpan benda untuk keperluan masa depan, alasan sentimental, atau hobi mengoleksi.

Perbedaannya, pada hoarding disorder, tumpukan barang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti memasak, mandi, atau bekerja karena ruang yang terbatas. Barang-barang biasanya berantakan, sulit diakses, dan membuat rumah tidak nyaman untuk ditinggali.

Sedangkan pada koleksi normal, benda-benda yang disimpan umumnya teratur, dirawat dengan baik, dan justru mempercantik ruangan.

Ketika kebiasaan menumpuk mulai mengganggu kehidupan sosial, emosional, dan fisik, saat itulah hoarding disorder perlu segera ditangani oleh tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Gangguan ini bukan sekadar masalah kebersihan, melainkan masalah mental yang bisa berdampak serius jika dibiarkan. Penanganan yang tepat dapat membantu penderita belajar mengelola dorongan menumpuk barang dan memulihkan kualitas hidup mereka.