USAID Hentikan Bantuan Obat Untuk Negara Berkembang, Indonesia Ikut Terdampak

Jan 31, 2025 - 11:12
USAID Hentikan Bantuan Obat Untuk Negara Berkembang, Indonesia Ikut Terdampak
USAID telah menerima memo untuk menghentikan bantuan pasokan obat-obatan dan medis untuk TBC, HIV dan malaria bagi negara-negara berkembang

Jakarta - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau biasa dikenal dengan USAID telah menerima memo untuk segera menghentikan semua bantuan dan pasokan kesehatan terkait dengan wabah TBC, malaria dan HIV kepada negara miskin. 

Dengan demikian Pemerintah Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden Donald Trump memperluas pembekuan bantuan pendanaan untuk banyak negara berkembang.

“Memo ini mencangkup pekerjaan firma pada HIV, malaria dan tuberculosis serta kontrasepsi dan perlengkapan kesehatan ibu juga anak,” kata sumber USAID dikutip dari Reuters.

Mantan pejabat USAID mengatakan pembekuan bantuan itu merupakan sebuah bencana besar.

Bencana yang dimaksud oleh Atul Gawande itu adalah dampaknya bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

“Ini bencana besar. Sumbangan obat-obatan menyelamatkan 20 juta orang yang hidup dengan HIV. Itu berakhir hari ini,” tutur Gawande.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan kebijakan AS tersebut juga berdampak bagi Indonesia. Tapi Indonesia cukup beruntung karena sudah mulai mendapatkan hibah dari beberapa negara lain, tidak hanya tergantung pada AS.

“Pasti akan ada dampaknya dari yang langsung masuk dari CDC atau US atau secara tidak langsung lewat WHO,” ungkapnya.

"Itu memang Amerika tuh freeze semua bantuan, Indonesia juga terasa, kita beruntung bahwa sumber hibah Indonesia sudah diversifikasi, bukan hanya dari AS, tetapi juga ada negara-negara lain, itu sebabnya pak Prabowo kan sudah keluarkan dari APBN sendiri untuk cover misalnya tuberkulosis," terang Menkes Budi saat ditemui di RS Harapan Kita, Jumat (30/1/2025).

Menkes Budi menerangkan pihaknya sedang menghitung seberapa besar dampak dari pembekuan dana hibah AS kemudian bisa mencari sumber pendanaan lain, misalnya dari Australia.

Dalam waktu dekat, Menkes menyebut akan mengunjungi Australia untuk pendanaan tambahan kebutuhan pengobatan pasien di Indonesia.

"Saya Insya Allah minggu depan ke Australia untuk melihat apakah bisa ditambah bantuan dari sana, untuk bisa bantu kita," pungkas dia.