Jenis Aktivitas Fisik Untuk Hindari Stroke di Usia Muda

May 22, 2025 - 17:12
Jenis Aktivitas Fisik Untuk Hindari Stroke di Usia Muda
Ilustrasi olahraga

Jakarta - Lebih dari 30 persen masyarakat Indonesia masih kurang melakukan aktivitas fisik secara rutin. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 juga menunjukkan bahwa 96 persen warga tidak memenuhi asupan buah dan sayur yang cukup.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengingatkan bahwa pola hidup seperti ini menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke, diabetes, dan obesitas.

Fenomena stroke yang sebelumnya lebih sering menyerang usia di atas 45 tahun kini mulai terjadi pada usia yang lebih muda. Bahkan, kasus stroke kini juga dilaporkan terjadi pada generasi milenial dan generasi Z.

Menurut dr. Reza Aditya Arpandy, SpS, Direktur Medik dan Keperawatan RS PON, kenaikan kasus stroke pada usia muda di bawah 45 tahun berkaitan erat dengan gaya hidup tidak sehat dan adanya penyakit penyerta yang tidak terkontrol. "Stroke, termasuk pada usia muda, umumnya terkait dengan faktor risiko yang dapat dicegah seperti hipertensi, dislipidemia, diabetes, merokok, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik," ujarnya kepada detikcom, Rabu (21/05/2025).

Cara Memaksimalkan Aktivitas Fisik untuk Mencegah Stroke

Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), dr. Elina Widiastuti, menjelaskan beberapa jenis aktivitas fisik dan olahraga yang efektif menekan risiko stroke.

Aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, tapi juga meningkatkan fungsi kognitif serta mengurangi kecemasan dan stres yang dapat memicu stroke.

Ada tiga jenis aktivitas fisik harian yang direkomendasikan. Pertama, olahraga aerobik seperti berjalan, berlari, bersepeda, dan berenang.

"Aktivitas aerobik dengan intensitas sedang sebaiknya dilakukan 3-5 kali per minggu dengan durasi 150-300 menit per minggu," jelasnya, Kamis (22/05/2025).

Ia menambahkan, "Kegiatan seperti berjalan selama 30 menit sehari dan dilakukan 5 kali seminggu sudah sangat baik."

Penguatan Otot dan Mengurangi Kebiasaan Duduk

Selain aerobik, olahraga yang fokus pada penguatan otot juga penting. Olahraga seperti gym, yoga, atau pilates dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan motorik sekaligus mengurangi risiko stroke berulang. Disarankan untuk melakukan penguatan otot ini 2-3 kali dalam seminggu.

dr. Elina juga menekankan pentingnya mengurangi kebiasaan duduk terlalu lama atau aktivitas sedentari. Ia mencontohkan cara dari luar negeri yang mulai menerapkan aktivitas berdiri di kantor agar tidak terlalu banyak duduk, serta memperbanyak langkah dalam aktivitas sehari-hari.