Ilmuwan Korea Temukan Cara Ubah Sel Kanker Kembali Jadi Normal

Jun 3, 2025 - 13:47
Ilmuwan Korea Temukan Cara Ubah Sel Kanker Kembali Jadi Normal
Ilustrasi

Seoul - Terobosan besar dalam dunia medis datang dari Korea Selatan. Tim peneliti dari The Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) berhasil menemukan metode untuk mengubah sel kanker kembali ke keadaan normal. Temuan ini membuka harapan besar untuk pendekatan baru dalam terapi kanker masa depan.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dan dikutip oleh Korea Net, para ilmuwan KAIST menemukan saklar molekuler yang dapat membalikkan transformasi sel kanker, dengan menangkap keadaan transisi kritis momen penting sebelum sel normal sepenuhnya berubah menjadi sel kanker.

Transisi kritis sendiri adalah perubahan keadaan yang terjadi secara tiba-tiba pada titik tertentu. Dalam konteks biologi sel, ini mirip dengan bagaimana air mendidih menjadi uap pada suhu 100 derajat celsius. Fenomena serupa juga terjadi ketika sel normal berubah menjadi kanker akibat akumulasi perubahan genetik atau epigenetik.

Tim peneliti menemukan bahwa tepat sebelum sel berubah menjadi kanker, mereka memasuki kondisi tidak stabil yang disebut sebagai keadaan transisi kritis, di mana sifat-sifat sel normal dan kanker hidup berdampingan. Pada titik ini, sel sangat rentan terhadap intervensi molekuler.

Dengan menerapkan metode biologi sistem, para ilmuwan berhasil mengembangkan teknologi untuk mengidentifikasi saklar molekuler tersebut. Teknologi ini kemudian diuji pada sel kanker usus besar, dan hasilnya menunjukkan bahwa sel kanker dapat memulihkan sifat-sifat sel normal ketika intervensi dilakukan di saat transisi kritis itu.

"Studi inovatif ini telah menemukan petunjuk penting untuk membalikkan nasib sel kanker dengan mengembalikannya ke keadaan normal yang tersembunyi di saat-saat transisi ini," ujar Profesor Cho Kwang-Hyun, peneliti utama dari Departemen Bio and Brain Engineering KAIST.

Penemuan ini dinilai sebagai teknologi orisinal yang sangat potensial untuk diterapkan dalam pengembangan terapi kanker generasi baru, terutama dalam pendekatan yang menargetkan akar perubahan sel, bukan hanya menghancurkan sel kanker yang sudah terbentuk.

Meski masih dalam tahap awal, temuan ini menjadi tonggak penting dalam dunia onkologi, dan membuka kemungkinan besar bagi terapi yang lebih presisi, minim efek samping, dan berfokus pada reversibilitas sel kanker.