DeepSeek, Model AI Asal China yang Guncang Silicon Valley dan Kalahkan Teknologi AS

Jakarta - Sebelumnya, nama DeepSeek mungkin hanya dikenal oleh pengamat teknologi. Namun, peluncuran model bahasa besar (LLM) baru bernama DeepSeek-R1 menjadikan perusahaan AI asal China ini pusat perhatian di Silicon Valley dalam beberapa hari terakhir.
DeepSeek-R1 digadang-gadang memiliki kemampuan penalaran setara dengan model AI terbaik saat ini, seperti o1 dari OpenAI. Model ini dapat menjawab pertanyaan sulit dan memecahkan masalah kompleks hanya dalam hitungan detik atau menit. Selain itu, performanya bahkan mampu mengungguli o1 berdasarkan berbagai uji pihak ketiga.
Keunggulan DeepSeek-R1 semakin mengejutkan karena dikembangkan dengan biaya yang jauh lebih rendah, yaitu sekitar USD 5 juta, menggunakan unit pemrosesan grafis (GPU) yang lebih sedikit. Hal ini dilakukan di tengah pembatasan ekspor teknologi oleh AS ke China.
Berbeda dengan o1 yang hanya tersedia bagi pengguna berbayar, DeepSeek-R1 dirilis sebagai model sumber terbuka gratis. Hal ini membuatnya menjadi salah satu model AI yang paling banyak diunduh. Selain itu, DeepSeek menyediakan situs web dan aplikasi gratis dengan antarmuka chatbot R1 yang sangat mirip dengan ChatGPT OpenAI.
"Kami hidup di masa ketika perusahaan non-AS melanjutkan misi awal OpenAI, yakni penelitian yang benar-benar terbuka dan memberdayakan semua orang. Itu ironi yang mencolok," kata Jim Fan, Senior Search Manager di Nvidia.
DeepSeek-R1 juga berhasil mengungguli model Llama 3.1 dari Meta, GPT-4o dari OpenAI, dan Claude Sonnet 3.5 dari Anthropic dalam berbagai pengujian, termasuk matematika, pengodean, dan pemecahan masalah kompleks.
Menurut Alexandr Wang, CEO Scale AI, keberhasilan DeepSeek mengubah peta persaingan AI global. "Pada Hari Natal, semuanya berubah. DeepSeek terbukti setara atau bahkan lebih baik dari model terbaik Amerika," ujarnya.
Jurnalis dari Economic Times menambahkan, "DeepSeek lebih baik dalam merangkum dokumen dibanding Gemini, ChatGPT, dan Claude. Versi chatbot-nya gratis, dan biaya API-nya 99,5% lebih murah dibanding OpenAI."
Keberhasilan DeepSeek-R1 tak hanya mengguncang Silicon Valley tetapi juga menjadi simbol inovasi teknologi di tengah tantangan geopolitik yang dihadapi China.