CEO Nvidia: AI Bisa Hilangkan Pekerjaan Jika Dunia Kehabisan Ide Baru
Jakarta - CEO Nvidia, Jensen Huang, menyampaikan peringatan bahwa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) berpotensi menghilangkan pekerjaan manusia jika inovasi dan ide-ide baru di dunia kerja berhenti berkembang.
“Jika dunia kehabisan ide dan peningkatan produktivitas berarti hilangnya pekerjaan,” ujar Huang.
Menurutnya, kunci utama keberlangsungan lapangan kerja di tengah gempuran AI terletak pada kemampuan masyarakat dan perusahaan dalam menghasilkan ide-ide segar.
Jensen Huang menekankan bahwa produktivitas yang meningkat seharusnya bukan ancaman, melainkan peluang—selama tetap ada ambisi untuk berkembang.
“Apakah kita masih memiliki lebih banyak ide yang tersisa di masyarakat? Dan jika ya, jika kita lebih produktif, kita akan mampu berkembang,” katanya.
Seiring meningkatnya adopsi AI di berbagai sektor, kekhawatiran tentang pengurangan tenaga kerja kian mengemuka. Sejumlah survei internasional menunjukkan tren otomatisasi dan penggunaan AI yang dapat memangkas peran manusia dalam operasional bisnis.
Survei dari Adecco Group tahun 2024 mengungkapkan bahwa ribuan perusahaan di seluruh dunia berencana mengurangi jumlah karyawan dalam lima tahun ke depan akibat efisiensi AI.
Bahkan, laporan dari Forum Ekonomi Dunia pada Januari lalu menyatakan bahwa 41% perusahaan global berniat mengurangi tenaga kerja mereka hingga 2030 karena otomatisasi yang didorong AI.
Sementara itu, hasil survei gabungan Duke University dan Federal Reserve Bank Atlanta dan Richmond menyebut separuh perusahaan besar di Amerika Serikat akan mulai menggunakan AI untuk menangani tugas-tugas administratif, seperti pembayaran ke pemasok dan pembuatan faktur—fungsi-fungsi yang sebelumnya ditangani oleh staf manusia.
Nvidia, yang berbasis di Santa Clara, California, menjadi pemain kunci dalam revolusi AI global. Chip buatan mereka menjadi tulang punggung berbagai sistem AI dan layanan cloud milik raksasa teknologi dunia seperti Microsoft, Amazon, dan Google.
Perusahaan ini tidak hanya memproduksi perangkat keras, tetapi juga mendorong pengembangan infrastruktur dan aplikasi AI di berbagai industri.
Meski risiko pengurangan lapangan kerja terus menjadi sorotan, Jensen Huang percaya AI juga membuka peluang baru.
“Banyak pekerjaan akan tercipta dan yang saya harapkan adalah peningkatan produktivitas yang kita lihat di semua industri akan mengangkat masyarakat,” jelasnya.
Ia optimistis bahwa kemajuan teknologi seperti AI akan membantu masyarakat membangun masa depan yang lebih baik—selama ide dan inovasi tidak pernah berhenti.