AI-conic, Racikan Kopi Oleh Teknologi AI dari Finlandia

Jan 3, 2025 - 15:07
AI-conic, Racikan Kopi Oleh Teknologi AI dari Finlandia
Kopi yang dikembangkan dengan AI dengan label AI-conic di kota Helsinki, Finlandia

Jakarta - Teknologi kecerdasan buatan atau AI ternyata bisa berbuat lebih banyak dari yang kita bayangkan. Inovasi dilakukan oleh sebuat tempat pemanggangan kopi yang berbasis di ibu kota Finlandia yang menggunakan AI untuk meracik campuran kopi.

Hasil proyek racikan kopi itu terdiri dari empat jenis biji kopi yang dipilih secara otomatis oleh AI walaupun masih didominasi oleh Fahena Pinhal yang lembut dari Brasil, dikembangkan oleh proyek gabungan antara Kaffa, tempat pengolahan kopi terbesar ketiga di Finlandia dan konsultan AI lokal Elev.

CEO dan pendiri Kaffa mengatakan hasil proyek yang dikerjakannya sepertinya tampak tidak mungkin karena adanya proses pengolahan kopi.

“Reaksi pertama, saya kira seperti kebanyakan orang di sini, itu tidak mungkin dilakukan dalam proses pengolahan. Karena kita biasa menggunakan semua Indera, indera penciuman kita, kita melihat ke dalam pemanggang, kita mendengar proses pemanggangannya... Dibutuhkan waktu sekitar lima atau bahkan sepuluh tahun untuk menjadi pengolah yang benar-benar baik,” ujar Svante Hampf.

Pendiri Elev, Antti Merilehto mengungkapkan mereka menggunakan model seperti ChatGP dan Copilot kemudian AI ditugaskan untuk membuat racikan yang sesuai dengan selera penggemar kopi.

“Kami benar-benar memulainya dengan ChatGPT gratis. Kami bersikeras ingin menggunakan alat yang tersedia untuk semua orang. Kami memulainya, seperti mengobrol dengan seorang teman, hei, kami punya tempat pengolahan kopi. Kami berusaha menemukan racikan baru. Kami ingin menggunakan AI,” sebutnya.

Proyek tersebut telah menghasilkan campuran kopi pilihan dari Brazil, Kolombia, Ethiopia dan Guatemala.

Hampf mengaku terkejut karena AI memilih untuk membuat campuran dari empat jenis biji kopi yang berbeda, bukan dari dua atau tiga jenis biji kopi, yang biasanya dilakukan oleh barista kopi untuk memungkinkan adanya perbedaan rasa di antara cita rasa dari daerah yang berbeda.

Menariknya AI juga turut menciptakan label kemasan kopi dan deskripsi rasa dengan label “AI-conic” dengan mengatakan merupakan perpaduan seimbang antara rasa manis dan kopi yang matang.

Namun setelah uji coba pengolahan pertama dan pencicipan dengan mata tertutup, para ahli kopi Kaffa sepakat bahwa racikan dengan bantuan teknologi itu sempurna, dan tidak perlu penyesuaian oleh manusia.

“Kami juga membuat versi kami sendiri yang lebih baik, karena menurut kami, kami lebih baik dari AI. Kami mencicipinya dengan mata ditutup dan setiap kali kopi AI ternyata lebih baik atau sama enaknya dengan yang lain,” kata Svante Hampf.